Jumat, 31 Agustus 2012

Bulir bulir air mata untukmu Ibu

Bulir bulir air mata untukmu Ibu

Saat gerimis turun dari langit yang sedih
Dan Saat raga ini begitu perih
Dengan penuh rindu kuucapkan maaf
Ibu Mohon ampuni segala khilaf

Alpa telah menghinggapi seluruh jiwaku
Nista menjangkiti lisan yang bodoh berucap kata
Aniaya diri ini terhadapmu oh…Ibu
Pelita hidupku

Ibu bakti tak ada guna tanpa ridhomu
Bagaimanapun hati ini bisa terpekur lesu
Saat penyesalan telah membalut kalbu
Bara api menyelubungi ketetapanmu

Ibu...berikan…
Setetes embun untuk dahagaku
Tiupkan…
Sang bayu menyejukkan tubuh kasarku

Besok…
Aku kan berhenti berontak
Walau berat membenamkanku
Tatkala samurai pun mengoyak
Tetap kuberdiri diambang pintu keridhoanmu Ibu

Kumengharap seucap kata...
Menanti sebuah cahaya Cinta...
Mendamba peluk sayangmu...
Dalam bulir-bulir airmata menggenang...

Tapi,budi dan akal kini pun sudah buyar
Terbunuh oleh titian takdir
Bahkan waktu tak bisa membayar
Kini hanya tersisa getir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar