Sersan Mayor
Disini kami menunggu, bukan mengemis ataupun meminta
Hanya termangu tertunduk lesu, tidak menangis dan juga berduka
Pak Jendral, Pak Sersan, dan Pak Mayor, hentikanlah para koruptor, yang mengebor uang di kantor
Duduk nyaman kok kayak mandor
Kami bukan lalat jahat
Juga bukan kumbang menyengat
Kami hanya rakyat keparat
Yang tersayat tirani penjilat
Duh Pak Sersan, Pak Jendral dan Pak Mayor
Kapan kotoran akan disentor?
Dari WC bersih tapi kok kotor
Maukah kalian jadi promotor?
Ini bukan makian ataupun hinaan
Kami hanya ingin keadilan ditegakkan
Ini juga bukan nyanyian yang disenandungkan para seniman
Tapi ini sebuah harapan
Suapan, ketenaran dan kekayaan tak ada artinya,
dibanding kemuliaan
Jangan takut kena imbasan, dijatuhkan, dikucilkan ataupun disudutkan
Sebrangilah tujuh lautan, jangan jadi pahlawan kesiangan!
Sept ‘07
Jumat, 31 Agustus 2012
Mengemis Cinta
Mengemis Cinta
Malam ini…oh begitu ramai
Tapi suasana ini…sendu dihati kami
Kami bercengkrama dengan manusia-manusia malam
Yang bertemaramkan temaram langit kelam
Kami duduk dikeheningan malam
Menatap bulan purnama, pandangan kami nanar
Kami hanya melihat bayangan, terdiam
Menangis dalam pekat ilusi manusia
Sedih mata ini menanti sebuah jawaban
Kapan negeri ini bangkit dari keterpurukan?
Bukankah negeri ini kaya?
Bukankah para penguasa banyak uang?
Tapi! kenapa tak sampai pada kami?
Kami tak mau mengemis harta
Tapi kami hanya mengemis CINTA
Sudah hilangkah cinta di hati mereka?
Bahkan kami tak bisa melihatnya
Harus hilangkah cinta kami pada negeri ini?
Saat nyawa terbang tinggi
Karena tak bisa dapat sesuap nasi
Oh Tuhan Pencipta Alam
Terimakasih pada-Mu kami ucapkan
Walau mati terkapar, busung perut kami
Tapi kami bangga, kami tidak KORUPSI
Melainkan mati karena sesuap nasi
Des’07
Malam ini…oh begitu ramai
Tapi suasana ini…sendu dihati kami
Kami bercengkrama dengan manusia-manusia malam
Yang bertemaramkan temaram langit kelam
Kami duduk dikeheningan malam
Menatap bulan purnama, pandangan kami nanar
Kami hanya melihat bayangan, terdiam
Menangis dalam pekat ilusi manusia
Sedih mata ini menanti sebuah jawaban
Kapan negeri ini bangkit dari keterpurukan?
Bukankah negeri ini kaya?
Bukankah para penguasa banyak uang?
Tapi! kenapa tak sampai pada kami?
Kami tak mau mengemis harta
Tapi kami hanya mengemis CINTA
Sudah hilangkah cinta di hati mereka?
Bahkan kami tak bisa melihatnya
Harus hilangkah cinta kami pada negeri ini?
Saat nyawa terbang tinggi
Karena tak bisa dapat sesuap nasi
Oh Tuhan Pencipta Alam
Terimakasih pada-Mu kami ucapkan
Walau mati terkapar, busung perut kami
Tapi kami bangga, kami tidak KORUPSI
Melainkan mati karena sesuap nasi
Des’07
Bulir bulir air mata untukmu Ibu
Bulir bulir air mata untukmu Ibu
Saat gerimis turun dari langit yang sedih
Dan Saat raga ini begitu perih
Dengan penuh rindu kuucapkan maaf
Ibu Mohon ampuni segala khilaf
Alpa telah menghinggapi seluruh jiwaku
Nista menjangkiti lisan yang bodoh berucap kata
Aniaya diri ini terhadapmu oh…Ibu
Pelita hidupku
Ibu bakti tak ada guna tanpa ridhomu
Bagaimanapun hati ini bisa terpekur lesu
Saat penyesalan telah membalut kalbu
Bara api menyelubungi ketetapanmu
Ibu...berikan…
Setetes embun untuk dahagaku
Tiupkan…
Sang bayu menyejukkan tubuh kasarku
Besok…
Aku kan berhenti berontak
Walau berat membenamkanku
Tatkala samurai pun mengoyak
Tetap kuberdiri diambang pintu keridhoanmu Ibu
Kumengharap seucap kata...
Menanti sebuah cahaya Cinta...
Mendamba peluk sayangmu...
Dalam bulir-bulir airmata menggenang...
Tapi,budi dan akal kini pun sudah buyar
Terbunuh oleh titian takdir
Bahkan waktu tak bisa membayar
Kini hanya tersisa getir
Saat gerimis turun dari langit yang sedih
Dan Saat raga ini begitu perih
Dengan penuh rindu kuucapkan maaf
Ibu Mohon ampuni segala khilaf
Alpa telah menghinggapi seluruh jiwaku
Nista menjangkiti lisan yang bodoh berucap kata
Aniaya diri ini terhadapmu oh…Ibu
Pelita hidupku
Ibu bakti tak ada guna tanpa ridhomu
Bagaimanapun hati ini bisa terpekur lesu
Saat penyesalan telah membalut kalbu
Bara api menyelubungi ketetapanmu
Ibu...berikan…
Setetes embun untuk dahagaku
Tiupkan…
Sang bayu menyejukkan tubuh kasarku
Besok…
Aku kan berhenti berontak
Walau berat membenamkanku
Tatkala samurai pun mengoyak
Tetap kuberdiri diambang pintu keridhoanmu Ibu
Kumengharap seucap kata...
Menanti sebuah cahaya Cinta...
Mendamba peluk sayangmu...
Dalam bulir-bulir airmata menggenang...
Tapi,budi dan akal kini pun sudah buyar
Terbunuh oleh titian takdir
Bahkan waktu tak bisa membayar
Kini hanya tersisa getir
untuk Sang Sangkakala
untuk Sang Sangkakala
di tepian jalan antara bumi dan langit
aku berjalan menunduk
di setiap hembusan antara hidup dan mati
aku bernafas
di setiap air yang jatuh dari langit
aku hidup
sangkakala
jangan jadikan tiupanmu sebagai amarah untukku
jadikanlah alunanmu sebagai penutur yang syahdu
sangkakala
biarkan alunanmu menjadi indah untukku
saat aku ingin bertemu Rabb ku
Sangkakala
biarkan aromamu membaur dalam ragaku
untuk kuhirup seperti aroma bunga mawar di pekaranganku
untuk mengingatkanku betapa harumnya hari itu
biarkanlah melebur ke dalam darahku dan jadikanku mengerti arti hidupku
sangkakala aku manusia biasa
hanya pemimpi pengharap surga
sangkakala, bila tiba waktunya
Ijinkanku melihat-Nya
walau ku tak pantas adanya
di tepian jalan antara bumi dan langit
aku berjalan menunduk
di setiap hembusan antara hidup dan mati
aku bernafas
di setiap air yang jatuh dari langit
aku hidup
sangkakala
jangan jadikan tiupanmu sebagai amarah untukku
jadikanlah alunanmu sebagai penutur yang syahdu
sangkakala
biarkan alunanmu menjadi indah untukku
saat aku ingin bertemu Rabb ku
Sangkakala
biarkan aromamu membaur dalam ragaku
untuk kuhirup seperti aroma bunga mawar di pekaranganku
untuk mengingatkanku betapa harumnya hari itu
biarkanlah melebur ke dalam darahku dan jadikanku mengerti arti hidupku
sangkakala aku manusia biasa
hanya pemimpi pengharap surga
sangkakala, bila tiba waktunya
Ijinkanku melihat-Nya
walau ku tak pantas adanya
Aku bukan Miss...
Aku bukan Miss....
diri mencari arti
saat hati bimbang sendiri
bukan ingin melarikan diri
tapi aku ingin instropeksi
jalan ini berliku dan berbatu
tapi aku harus lewati walau perih kakiku
kerikil dan debu jalanan
jadi cobaan dan ujian
aku bukan miss...
kesana kemari tanpa arah tujuan
bukan tipeku kalo aku berontak
tapi lebih ingin mengekspresikan gayaku
kalo bajuku berwarna biru
biar, katakanlah kau tak suka itu
itu hak asasimu
tapi jaga privasiku
aku bukan miss...
berpikir pesimis bukan otakku
maju hadapi saja itulah motoku
walau kau anggap aku....whateverlah...
diri mencari arti
saat hati bimbang sendiri
bukan ingin melarikan diri
tapi aku ingin instropeksi
jalan ini berliku dan berbatu
tapi aku harus lewati walau perih kakiku
kerikil dan debu jalanan
jadi cobaan dan ujian
aku bukan miss...
kesana kemari tanpa arah tujuan
bukan tipeku kalo aku berontak
tapi lebih ingin mengekspresikan gayaku
kalo bajuku berwarna biru
biar, katakanlah kau tak suka itu
itu hak asasimu
tapi jaga privasiku
aku bukan miss...
berpikir pesimis bukan otakku
maju hadapi saja itulah motoku
walau kau anggap aku....whateverlah...
Senin, 27 Agustus 2012
Memalsukan Al Qur'an Ibarat Memalsukan Matahari
Memalsukan Al Qur'an Ibarat Memalsukan Matahari
Dalam kitab Asbabun Nuzul karya KH Qamaruddin Shaleh dkk, disebutkan Salman al Farisi, salah seorang sahabat Rasulullah SAW, jika selesai makan ia terus tidur dan mendengkur. Perbuatan ini kemudian dipergunjingkan oleh orang-orang yang mengetahui perilaku Salman. Akibatnya, ‘aib’ ini tersebar luas. Atas kejadian ini Allah menurunkan ayat, ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS Al Hujurat [49]: 12).
Dalam ayat di atas Allah melarang orang-orang yang beriman berburuk sangka, mencari-cari kesalahan orang lain, dan melarang bergunjing. Bahkan, Allah mengumpamakan mereka yang gemar bergunjing (ghibah) seperti orang yang memakan daging saudaranya yang sudah mati. Sungguh suatu perbuatan yang bukan saja mendatangkan dosa, tapi juga amat menjijikkan. Namun, fakta dalam masyarakat kita saat ini, membuka aib orang lain, sudah menjadi menu sehari-hari. Sudah menjadi ‘tradisi’. Lihat isi tayangan televisi, penuh dengan gosip yang intinya membuka aib orang lain.
Begitupun dengan media massa yang lain seperti koran dan majalah. Tayangan pembuka aib seseorang ini terus saja marak kendati Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah memfatwakan haram. Membuka aib orang lain, apalagi sesama Muslim, sama seperti membuka aib sendiri. Sebab, seorang Muslim terhadap Muslim yang lain ibarat satu tubuh. Jika ada satu bagian tubuh yang sakit, bagian tubuh yang lain akan merasakan sakit juga. Tak cuma itu, jika kita gemar membuka aib orang lain, aib diri sendiri, cepat atau lambat, akan terbuka juga. Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abi Barzah Al Aslami mengatakan, ”…. Jangan sekali-kali kamu bergunjing terhadap kaum Muslimin, dan jangan sekali-kali mencari noda atau auratnya. Karena, barangsiapa yang mencari-cari noda kaum Mukminin, Allah akan membalas pula dengan membuka noda-nodanya.” Na’udzubillahi min dzalika, semoga kita terhindar dari perbuatan demikian.
Berkenaan dengan itu mari kita memperbanyak doa sebagaimana Rasulullah ajarkan kepada para sahabatnya agar aib kita tidak terbuka, Allahumma laa tada’lana dzanban illa ghafartahu, wala ‘ayban illa satartahu. Ya Allah, janganlah Engkau biarkan pada diri kami dosa kecuali Engkau ampunkan. Dan janganlah Engkau biarkan aib pada diri kami kecuali Engkau tutupi.
dikutip dari Resonansi Republika, tulisan Rusdiono Mukri
Minggu, 26 Agustus 2012
Siapakah Kita
seperti air...
yang hanya mengikuti kemana arus mengalir,
tanpa harus berfikir..
seperti hewan...
yang hanya mengikuti naluri,
dan memang itulah dia..
berbeda dengan kita, MANUSIA..
Qta punya AKAL untuk berfikir
Qta juga punya NALURI DAN HATI
dan yang pasti Qta punya pilihan untuk menentukan hidup,
ingin menciptakan sejarah baru, atau malah "tinggal sejarah"
Kawan,
Qta punya tangan untuk digerakkan.
Qta punya kaki untuk berjalan.
untuk menjalani sebuah perjalanan jauh,
YANG AKAN MENENTUKAN..
lalu kenapa Qta hanya DIAM,
ketika melihat bumi Allah diZhalimi?
ketika menyaksikan saudara qta "dimiskinkan" secara terang-terangan.
ketika harta qta (SDA;emas,gas,minyak bumi,batu bara,tanah,sawah,kebun) dirampok oleh orang KAFIR
ketika adik-adik qta tidak bisa lagi kuliah,hanya kerana qta ga punya uang..(mungkin qta lum merasakan bro!tapi yakinkah qta kalo anak cucu kita akan hidup dalam kondisi senyaman kita saat ini? NOTHING!)
Apa qta akan tetap diam, diam, diam…?
Kenapa qta hanya bias diam?
Apa aka tetap diam ketika bumi dan isinya dizalimi oleh setan-setan kafir KAPITALIS?
Lihatlah kawan, secercah cahaya itu..
Sebuah penerang kegelapan..
Menunjukkan arah qta melangkah
Apa qta akan tetap diam jika cahaya itu mati tertiup angin?
Sedang kegelapan akan menyesatkan jalan qta..
SAATNYA MEMBUKA MATA!
SAATNYA MEMBUKA SUARA!
SAATNYA TERBEBAS DARI PEMIKIRAN-PEMIKIRAN LAMA!
SAATNYA MELANGKAHKAN KAKI,
MENGUSUNG PANJI PERUBAHAN!
SAATNYA MENUJU CAHAYA ISLAM,
SAATNYA BERSATU BERGERAK TEGAKKAN IDEOLOGI ISLAM
Bila Aku Jatuh CInta
Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau
Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh
Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu
Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu
Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu
Amin !
dOA dIKALA rAGU aKAn jODOHMu
|
Bagi yang sedang bimbang oleh sang kekasih, nih ada do'a yang bagus untuk diamalkan. Selamat Mengamalkan ya....:)
Ya Allah... Seandainya telah Engkau catatkan dia akan mejadi teman menapaki hidup Satukanlah hatinya dengan hatiku Titipkanlah kebahagiaan diantara kami Agar kemesraan itu abadi Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi Seiringkanlah kami melayari hidup ini Ke tepian yang sejahtera dan abadi Tetapi ya Allah... Seandainya telah Engkau takdirkan... ...Dia bukan milikku Bawalah ia jauh dari pandanganku Luputkanlah ia dari ingatanku Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku Dan peliharalah aku dari kekecewaan Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti... Berikanlah aku kekuatan Melontar bayangannya jauh ke dada langit Hilang bersama senja nan merah Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya Dan ya Allah yang tercinta... Gantikanlah yang telah hilang Tumbuhkanlah kembali yang telah patah Walaupun tidak sama dengan dirinya.... Ya Allah ya Tuhanku... Pasrahkanlah aku dengan takdirMu Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan Adalah yang terbaik buatku Karena Engkau Maha Mengetahui Segala yang terbaik buat hambaMu ini Ya Allah... Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku Di dunia dan di akhirat Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini ---------------------------------------- Jangan Engkau biarkan aku sendirian Di dunia ini maupun di akhirat ---------------------------------------- Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup Ke jalan yang Engkau ridhai Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh Amin... Ya Rabbal 'Alamin |
Kendil Mountain
Langganan:
Postingan (Atom)